Widget HTML #1

Repelita IV 1984–1989

Repelita IV (Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat), 1984–1989 merupakan kelanjutan dari upaya pemerintah Orde Baru dalam mendorong pembangunan ekonomi Indonesia, terutama melalui industrialisasi yang lebih dalam dan sistematis. Pada periode ini, pemerintah tidak hanya melanjutkan fokus industrialisasi, tetapi juga memberikan perhatian lebih besar pada pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta kesehatan. Tujuan akhirnya adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan, memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Konteks dan Latar Belakang Repelita IV

Pada awal 1980-an, Indonesia mengalami beberapa tantangan ekonomi yang signifikan, terutama karena penurunan harga minyak dunia. Mengingat perekonomian Indonesia sangat bergantung pada ekspor minyak, fluktuasi harga minyak berdampak besar pada pendapatan negara. Pemerintah menyadari bahwa ketergantungan pada minyak tidak dapat dilanjutkan, dan oleh karena itu, diversifikasi ekonomi menjadi lebih mendesak.

Dengan latar belakang tersebut, Repelita IV menekankan pada industrialisasi yang lebih dalam, yaitu memperkuat industri pengolahan dan manufaktur yang menghasilkan barang-barang dengan nilai tambah lebih tinggi. Di samping itu, pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki keterampilan yang memadai guna mendukung sektor industri dan ekonomi secara keseluruhan. Program di bidang pendidikan dan kesehatan juga diperluas dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.

Tujuan Utama Repelita IV

Ada beberapa tujuan strategis yang ingin dicapai oleh pemerintah melalui Repelita IV, yaitu:

  1. Melanjutkan dan Memperdalam Industrialisasi: Salah satu fokus utama dalam Repelita IV adalah melanjutkan proses industrialisasi yang telah dimulai pada Repelita II dan III, namun dengan pendekatan yang lebih mendalam. Pemerintah mendorong pengembangan industri pengolahan, yang memproduksi barang-barang dengan nilai tambah lebih tinggi. Tujuannya adalah mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan meningkatkan daya saing produk industri Indonesia di pasar internasional.

  2. Pembangunan Sumber Daya Manusia: Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang tidak dapat dicapai tanpa sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu, Repelita IV memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, yang dianggap sebagai faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat.

  3. Memperkuat Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan: Sektor pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja dan ketahanan pangan. Repelita IV berusaha memperkuat sektor pertanian dengan cara meningkatkan produktivitas melalui modernisasi teknologi pertanian dan memperluas infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan fasilitas pascapanen.

  4. Peningkatan Infrastruktur: Infrastruktur yang memadai tetap menjadi prioritas penting dalam mendukung kegiatan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Pembangunan infrastruktur transportasi, energi, dan komunikasi terus diperluas dalam Repelita IV untuk memperkuat integrasi ekonomi antarwilayah dan mempercepat pembangunan di daerah-daerah yang sebelumnya tertinggal.

  5. Pemerataan Pembangunan Antarwilayah: Kesenjangan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa masih menjadi tantangan besar. Repelita IV berupaya mengatasi kesenjangan ini dengan mempercepat pembangunan di wilayah luar Jawa melalui kebijakan-kebijakan khusus, seperti pembangunan kawasan industri dan peningkatan infrastruktur di daerah-daerah terpencil.

Kebijakan dan Program Utama dalam Repelita IV

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pemerintah meluncurkan berbagai kebijakan dan program strategis, baik di bidang industri, pendidikan, kesehatan, pertanian, maupun infrastruktur. Beberapa kebijakan dan program utama dalam Repelita IV antara lain:

  1. Pengembangan Industri Pengolahan dan Manufaktur:

    • Pada masa Repelita IV, pemerintah mulai lebih serius dalam mendorong pengembangan industri pengolahan (manufacturing). Sektor ini diharapkan dapat menciptakan produk dengan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan sekadar ekspor bahan mentah. Industri-industri yang dikembangkan mencakup sektor tekstil, produk kayu olahan, pupuk, semen, besi dan baja, serta barang-barang elektronik.
    • Kebijakan substitusi impor juga diterapkan dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor, terutama di sektor manufaktur. Pemerintah memberikan insentif untuk industri dalam negeri agar mampu memproduksi barang-barang yang sebelumnya diimpor.
  2. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan dan Pelatihan:

    • Pendidikan menjadi salah satu prioritas utama dalam Repelita IV. Pemerintah memperluas akses pendidikan dasar dan menengah di seluruh pelosok Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan fasilitas pendidikan. Program wajib belajar mulai diterapkan secara lebih sistematis, dengan harapan agar semua anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan dasar minimal.
    • Selain itu, pemerintah juga memperluas program pendidikan kejuruan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap bekerja di sektor-sektor industri. Pendidikan teknik dan kejuruan menjadi fokus dalam rangka mendukung pengembangan industri yang lebih maju.
    • Pelatihan keterampilan teknis untuk angkatan kerja juga diperluas, baik melalui program-program pemerintah maupun kerja sama dengan sektor swasta. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja agar mampu memenuhi kebutuhan industri yang semakin kompleks.
  3. Peningkatan Kesehatan Masyarakat:

    • Di bidang kesehatan, pemerintah memperkuat layanan kesehatan primer dengan memperluas jaringan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) di seluruh Indonesia. Puskesmas ini berperan penting dalam menyediakan layanan kesehatan dasar, termasuk program imunisasi, layanan ibu dan anak, serta perawatan preventif.
    • Program imunisasi nasional diperluas untuk mengurangi angka kematian bayi dan anak-anak, serta menekan penyebaran penyakit menular seperti polio, campak, dan TBC. Selain itu, pemerintah memperkuat upaya kesehatan preventif, seperti penyuluhan gizi dan program sanitasi lingkungan.
    • Peningkatan layanan kesehatan juga dilakukan dengan memperluas akses ke layanan medis di daerah-daerah terpencil melalui program-program mobile health dan telemedicine sederhana.
  4. Modernisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan:

    • Meskipun industrialisasi menjadi fokus utama, sektor pertanian tetap dianggap penting, terutama dalam hal ketahanan pangan dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, pemerintah melanjutkan program intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, terutama padi, jagung, dan kedelai.
    • Modernisasi pertanian dilakukan melalui penggunaan teknologi pertanian yang lebih maju, seperti benih unggul, pupuk, dan pestisida. Selain itu, pemerintah memperluas jaringan irigasi dan memperbaiki infrastruktur pertanian lainnya, seperti fasilitas penyimpanan hasil panen.
    • Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap dapat mempertahankan swasembada beras yang telah dicapai sebelumnya serta mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
  5. Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi:

    • Pembangunan infrastruktur yang memadai tetap menjadi prioritas utama dalam Repelita IV, terutama untuk mendukung kegiatan industri dan meningkatkan konektivitas antarwilayah. Jaringan jalan raya, pelabuhan, dan bandara diperluas untuk memperlancar distribusi barang dan jasa.
    • Pemerintah juga meningkatkan kapasitas pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri. Selain itu, pembangunan jaringan telekomunikasi diperluas untuk mendukung arus informasi dan komunikasi yang lebih efisien.
  6. Pemerataan Pembangunan di Luar Jawa:

    • Salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah adalah kesenjangan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa. Untuk mengatasi masalah ini, Repelita IV mencakup kebijakan-kebijakan khusus yang bertujuan mempercepat pembangunan di wilayah-wilayah luar Jawa.
    • Pemerintah mendorong investasi di luar Jawa melalui pembangunan kawasan industri baru dan penyediaan infrastruktur pendukung, seperti jalan, listrik, dan air. Wilayah-wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi menjadi target utama dalam upaya pemerataan pembangunan ini.

Hasil dan Dampak Repelita IV

Pada akhir periode Repelita IV, Indonesia mencatat sejumlah pencapaian penting, meskipun juga menghadapi beberapa tantangan. Berikut adalah hasil-hasil utama yang dicapai selama Repelita IV:

  1. Pertumbuhan Industri dan Diversifikasi Ekonomi:

    • Melalui kebijakan yang lebih fokus pada pengembangan industri pengolahan, sektor industri mengalami pertumbuhan yang signifikan. Industri-industri seperti tekstil, pupuk, semen, dan produk elektronik mulai berkembang pesat dan berkontribusi lebih besar terhadap PDB nasional.
    • Ekonomi Indonesia juga mulai mengalami diversifikasi yang lebih luas, dengan kontribusi sektor industri dan manufaktur yang semakin meningkat, sehingga mengurangi ketergantungan pada ekspor minyak dan bahan mentah.
  2. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan:

    • Akses terhadap pendidikan dasar dan menengah mengalami peningkatan yang signifikan selama Repelita IV. Program wajib belajar mulai berjalan dengan baik, dan jumlah sekolah dasar serta sekolah menengah meningkat, terutama di daerah-daerah terpencil.
    • Di bidang kesehatan, angka kematian bayi dan anak-anak mulai menurun, sementara harapan hidup masyarakat meningkat. Program imunisasi nasional dan perluasan layanan kesehatan dasar melalui Puskesmas berkontribusi besar dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
  3. Modernisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan:

    • Sektor pertanian tetap kuat selama Repelita IV, dengan program intensifikasi pertanian yang terus berlanjut. Indonesia berhasil mempertahankan swasembada beras, sementara produksi komoditas lain seperti jagung dan kedelai juga meningkat.
    • Modernisasi pertanian melalui penggunaan teknologi dan peningkatan infrastruktur pertanian membantu meningkatkan produktivitas dan menjaga stabilitas harga pangan.
  4. Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan:

    • Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan selama Repelita IV berhasil meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan sektor industri. Jaringan jalan, pelabuhan, bandara, dan pembangkit listrik diperluas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang terus berkembang.

Namun, meskipun ada pencapaian positif, beberapa tantangan masih muncul, antara lain:

  1. Kualitas Sumber Daya Manusia:

    • Meskipun akses terhadap pendidikan meningkat, kualitas pendidikan masih menjadi tantangan, terutama di daerah-daerah terpencil. Tingkat keterampilan tenaga kerja di sektor industri masih belum optimal, sehingga membatasi kemampuan Indonesia untuk bersaing di sektor industri yang lebih kompleks.
  2. Kesenjangan Pembangunan Antarwilayah:

    • Meskipun ada upaya untuk mempercepat pembangunan di luar Jawa, kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa masih tetap signifikan. Jawa masih menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi, sementara wilayah-wilayah luar Jawa masih relatif tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur dan industri.

Kesimpulan

Repelita IV (1984–1989) merupakan periode penting dalam upaya pemerintah Orde Baru untuk memperkuat industrialisasi dan mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia. Melalui kebijakan yang menekankan pada pengembangan industri pengolahan, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas pendidikan serta kesehatan, Repelita IV berhasil mencatat sejumlah pencapaian penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Namun, tantangan-tantangan seperti kesenjangan pembangunan antarwilayah, kualitas sumber daya manusia, dan ketergantungan pada sektor-sektor industri dasar tetap menjadi isu yang harus dihadapi oleh pemerintah di masa mendatang.