Program pembangunan Soeharto selama era Orde Baru
Program pembangunan Soeharto selama era Orde Baru fokus pada stabilisasi ekonomi, modernisasi infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan nasional secara menyeluruh. Berikut adalah beberapa program utama yang dicanangkan di bawah kepemimpinan Soeharto:
1. Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
- Repelita I-VI (1969–1998): Soeharto meluncurkan program Repelita yang terbagi dalam enam periode (Repelita I hingga VI). Setiap Repelita memiliki fokus yang berbeda, mulai dari pembangunan infrastruktur dasar, peningkatan produksi pertanian, hingga pengembangan industri.
- Tujuan: Meningkatkan stabilitas ekonomi dan membangun infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
2. Swasembada Pangan (Beras)
- Program: Soeharto menerapkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan produksi pertanian, terutama beras, melalui program intensifikasi pertanian. Ini melibatkan penyediaan bibit unggul, subsidi pupuk, dan pembangunan irigasi.
- Hasil: Pada 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan mendapatkan penghargaan dari FAO karena berhasil meningkatkan ketahanan pangan nasional.
3. Pembangunan Infrastruktur
- Proyek-proyek Utama: Soeharto mengembangkan banyak proyek infrastruktur besar seperti pembangunan jalan tol (misalnya Tol Jagorawi), pelabuhan, bandara, waduk, dan bendungan.
- Tujuan: Mendukung aktivitas ekonomi, memperlancar distribusi barang, dan memfasilitasi transportasi yang lebih efisien.
4. Program Transmigrasi
- Tujuan: Mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan mendistribusikan penduduk ke wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
- Dampak: Meskipun program ini berhasil mengurangi kepadatan penduduk di Jawa, banyak juga terjadi konflik dengan penduduk lokal di wilayah tujuan transmigrasi karena perbedaan budaya dan perebutan lahan.
5. Program Keluarga Berencana (KB)
- Tujuan: Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi pada 1960-an dengan cara mendorong penggunaan kontrasepsi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya merencanakan jumlah anak.
- Keberhasilan: Program KB di era Orde Baru dianggap salah satu yang paling sukses di dunia, mengurangi tingkat kelahiran secara signifikan dan mendorong kesejahteraan keluarga.
6. Pembangunan Industri
- Industri Manufaktur: Soeharto memprioritaskan pembangunan industri untuk mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, seperti minyak bumi. Industri baja, otomotif, semen, dan tekstil mulai berkembang pesat.
- Zona Industri: Pemerintah membangun kawasan industri, seperti kawasan industri di Cikarang dan Karawang, yang dirancang untuk menarik investasi asing dan meningkatkan ekspor manufaktur.
7. Pendidikan dan Kesehatan
- Program Wajib Belajar: Soeharto meluncurkan program wajib belajar 6 tahun dan membangun sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil.
- Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat): Pemerintah Orde Baru mendirikan ribuan Puskesmas untuk menyediakan layanan kesehatan dasar di pedesaan dan daerah terpencil.
8. Program IDT (Inpres Desa Tertinggal)
- Tujuan: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan memberikan bantuan dana langsung kepada desa-desa tertinggal di seluruh Indonesia.
- Hasil: Program ini bertujuan untuk mempersempit kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, meskipun dampaknya sering dianggap belum cukup merata.
9. Pengelolaan Sumber Daya Alam
- Eksploitasi Minyak dan Gas: Pada masa Soeharto, Indonesia menjadi salah satu produsen minyak dan gas terkemuka di dunia. Pemerintah menggunakan pendapatan dari minyak untuk membiayai banyak proyek pembangunan nasional.
- Kebijakan HPH (Hak Pengusahaan Hutan): Pemberian konsesi penebangan hutan kepada perusahaan-perusahaan besar untuk meningkatkan ekspor kayu, meskipun hal ini juga memicu deforestasi dan kerusakan lingkungan.
10. Pembangunan Luar Jawa
- Fokus Desentralisasi: Orde Baru mencoba mempercepat pembangunan di luar Jawa dengan mendirikan proyek-proyek besar seperti kilang minyak di Kalimantan, tambang di Papua (Freeport), dan perkebunan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan.
- Dampak: Walaupun berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Jawa, ketidakadilan distribusi hasil pembangunan menimbulkan ketegangan di beberapa daerah.
11. Proyek Industri Pesawat Terbang
- BPPT dan IPTN: Soeharto mendukung pengembangan industri teknologi tinggi, termasuk proyek pesawat terbang melalui IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) di bawah pimpinan B.J. Habibie.
- Ambisi: Tujuan proyek ini adalah menciptakan industri kedirgantaraan lokal yang mandiri. Namun, proyek ini dianggap terlalu ambisius dan kurang berhasil secara komersial.
12. Stabilisasi Harga
- Bulog (Badan Urusan Logistik): Pemerintah menggunakan Bulog untuk mengontrol harga bahan pokok, terutama beras, guna menjaga kestabilan ekonomi dan menekan inflasi.
- Tujuan: Mencegah fluktuasi harga pangan yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
Kesimpulan:
Program pembangunan Soeharto berfokus pada penguatan ekonomi melalui swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, industrialisasi, serta peningkatan pendidikan dan kesehatan.